Inovasi RUMPON Bappeda Juara Dua Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Pontianak
PONTIANAK - Inovasi Rumah Komunitas Pontianak (RUMPON) dari Bappeda Kota Pontianak diganjar juara kedua dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Kota Pontianak tahun 2022. Inovasi pemberdayaan masyarakat tersebut telah berjalan sejak resmi dikukuhkan Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, November 2019 lalu.
Kabid Litbang Bappeda Pontianak, Eko Prihandono menjelaskan inovasi ini muncul dari tren berkomunitas di Kota Pontianak. Namun komunitas tersebut sebelumnya belum terdata dan bergerak sporadis. Di sisi lain, Bappeda Pontianak ingin meningkatkan partisipasi publik dalam pembangunan. Di saat bersamaan, anggaran dan sumber daya manusia terbatas.
"Sebagai awal, kami menghimpun komunitas yang ada di Pontianak dan disatukan dalam wadah Rumah Komunitas Pontianak atau disingkat RUMPON," jelasnya.
Usai didata, komunitas ini dilibatkan langsung dalam tahapan musyawarah rencana pembangunan. Mereka juga dihadirkan dalam rapat-rapat dengan perangkat daerah untuk memberikan langsung masukan atau gambaran lapangan yang belum terekam pemerintah.
"Alhasil kami mendapat keselarasan program pemerintah dengan komunitas. Sehingga apa yang dicita-citakan dalam rencana pembangunan, berjalan tidak hanya oleh pemerintah tapi juga komunitas dengan bergandengan tangan," terangnya.
Kolaborasi antara perangkat daerah dengan komunitas, lewat Bappeda sebagai koordinator memberikan dampak langsung di lapangan. Usulan baik dari atas maupun dari akar rumput diintervensi bersama. Stakeholder lain seperti akademisi, swasta dan media pun akhirnya ambil bagian.
"Ada 139 komunitas yang awalnya bergerak masing-masing, kini selaras dengan pemerintah. Misalnya Kampung Caping dengan pendampingan dari Akademi Ide, aksi-aksi sosial dan beragam kegiatan bersama yang dilakukan pemerintah dan komunitas, dampaknya dirasakan langsung masyarakat," jelas Eko Prihandono.
Dengan demikian, tujuan meningkatkan peran komunitas dalam pembangunan dapat tercapai. Pembangunan berbasis komunitas pun terlaksana. Cara ini menurutnya sangat mungkin ditiru daerah lain.
"Salah satu keberhasilannya dapat dilihat dari survei Kota Layak Huni yang dilakukan Asian Development Bank tahun ini, Modal Sosial Kota Pontianak mendapat nilai paling tinggi dari semua indikator survei. Di mana salah satu kompenennya adalah partisipasi aktif masyarakat," jelasnya.